Hari Pertama Kuliah Online



seperti biasa, aku suka banget ngefoto pekerjaan wkw

Meskipun saat tulisan ini nantinya terposting otomatis sudah ada tanggalnya, tapi aku tetap mau bilang bahwa hari ini, hari Senin tanggal 16 Maret 2020 pukul 22:26, dan aku sedang proses menuliskan apa saja yang terjadi hari ini. Hari pertama aku tidak pergi ke kampus karena edaran dari fakultas dan kampus yang mengharuskanku melaksanakan kelas online dan dilarang untuk pergi atau mendekati area kampus. 2020 baru berjalan tiga bulan, tapi ternyata meski aku pribadi tidak terlalu menganggap berat tahun ini, nyatanya dunia memang sudah berantakan dan diuji berbagai cobaan.
            Jadi, kami dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar apalagi aktivitas berkelompok. Semua ini terjadi karena ada wabah COVID-19. Aku tidak mau menjelaskan apa itu di sini, kalau seseorang atau aku di masa depan membaca tulisan ini lagi, sudilah kiranya mencari informasi sendiri. Karena untuk saat ini, aku sudah terlampau lelah mendengar dan mengikuti perkembangannya sejak Januari, awal tahun ini. Aku jadi bertanya-tanya, apakah dokterku kepikiran denganku karena hasil kontrol bulan lalu menunjukkan penurunan, saat beliau bertanya aku stress memikirkan apa, aku jawab bahwa aku overthink dengan corona. Aku sudah mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tapi ini terlalu menakutkan bagiku.
            Kami tidak melakukan kuliah langsung atau tatap muka seperti biasa. Kami di rumah, dengan internet masing-masing, menggunakan kelas online. Hari ini aku mengikuti tiga mata kuliah, yaitu Teori Drama, Bahasa Belanda, dan Pengantar Multikulturalisme (yang sesungguhnya nama mata kuliah ini panjang namun aku hanya ingat sekiranya itulah namanya).
maaf fotonya di mana-mana itu, yang ada di laptop hanya itu btw huehue
Seharusnya kelas Teori Drama dimulai pukul 07.15, tapi karena sistem perkuliahan online yang berbeda dengan biasanya baru dimulai tadi, maka kelas dimulai pukul 09.00. Dan entah ini sebuah anugerah atau malah penderitaan, kelompokku menjadi kelompok pertama yang berpresentasi menggunakan sistem online yaitu dengan mengunggah materi presentasi dan makalah ke grup kelas Teori Drama di ELISA.
Malam sebelumnya, aku menjelaskan ke beberapa kawan dan juga kawan dari korea bagaimana cara mendaftar dan masuk ke grup. Ternyata, saat aku hendak melakukan presentasi, terjadi juga sedikit kesalahan, mungkin karena sistemnya yang tidak biasa. Tapi itu bukan apa-apa, yang lebih melelahkan lagi adalah saat waktu menunjukkan pukul 9.40 dan kelompok-kelompok kami persilahkan untuk bertanya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya hanya diajukan satu pertanyaan perkelompok apabila presentasi berlangsung secara tatap muka di kelas, kali ini ada yang sampai tiga pertanyaan. Tidak hanya satu dua kelompok, tapi barangkali hampir semua. Whatsapp grup kelompokku menjadi hectic, aku bertugas merangkum pertanyaan dan menyusunnya di ms word, sebenarnya aku hanya menjawab satu dua pertanyaan saja, sisanya aku menambah-nambahkan jawaban kawan-kawanku. Tapi ternyata sepertinya kerjaku sama seperti moderator, aku mengirim ulang pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, memindahkannya ke ms word, begini dan begitu.
kayak dosen lagi ngasih materi hewhew
Satu jam kurang lebih aku berkutat dengan laptop dan lupa minum, padahal aku harus minum banyak-banyak karena jujur tenggorokanku sedang tidak nyaman, aku meriang sejak dua tiga hari lalu. Tapi teman-teman kelompokku begitu hebat dan mau diajak bekerja sama, bahkan salah satu anggota kami ternyata sedang melakukan perjalanan untuk pulang kampung. Membayangkan ia harus spaneng menatap layar ponselnya sambil berpikir untuk menjawab-jawab pertanyaan. Kami membentuk tim yang baik dan kerjasama yang bagus. Mungkin aku yang banyak membuat mereka semakin panik, aku jadi merasa bersalah. Tapi untunglah, kami menyelesaikannya dengan baik. Meski kami telat mengirimkan jawaban, dan ada kelompok yang pertanyaannya bahkan belum kami bahas sama sekali.
Selesai mengirimkan jawaban di ELISA, dosen sudah tidak menanggapi. Aku sebenarnya agak merasa takut dan tidak enak karena tidak tepat waktu. Kami juga tidak menghubungi dosen lagi, aku baru ingat beberapa waktu kemudian, dan semoga dosen kami paham. Setelah itu, aku mengecek ponselku yang ternyata sama sekali tidak kupegang sedikit pun selama aku berkutat dengan jawaban-jawaban dari hasil pertanyaan presentasi. Aku menggunakan whatssapp web untuk berdiskusi. Saat kubuka notifikasi direct message di instagram, aku melihat dua kawanku menandaiku dalam instagram story mereka. Awalnya aku sudah lelah dan pusing, tiba-tiba jadi terhibur karena mereka lucu sekali, seperti ada acara besar apa saja.
selalu bisa ngehibur ni orang di saat-saat tidak terduga wkw, makasii

temen paling bikin produktif kalau lihat dia, makasii 

Saat itu, kelas Bahasa Belanda secara bersamaan telah dimulai. Karena waktu kelas Teori Drama mundur, maka otomatis jamnya bertabrakan dengan kelas Bahasa Belanda. Kami disuruh mengerjakan tugas, yang maaf sekali untuk meneer; begitu panggilan sembunyi-sembunyi kami untuk dosen Filologi dan Bahasa Belanda itu, aku tidak mengerjakan. Aku baru mengerjakan saat kelas selesai dan rasanya kok tega tidak tega juga. Kami disuruh mengerjakan soal di buku teks pelajaran kami, lalu kami disuruh bertanya apabila kesulitan, tapi tidak ada satu pun yang bertanya. Padahal, sewaktu aku mencoba mengerjakan satu nomor saat kelas sudah selesai, aku ternyata ingin bertanya apakah predikat dalam tata bahasa Belanda memang digunakan secara berbeda strukturnya dengan yang digunakan dalam bahasa Indonesia? Tapi ya sudah, semoga kelas berikutnya aku lebih bisa disiplin lagi.
maaf meneer, saya belum sarapan roti jadi tidak paham
Kelas terakhir, yang paling asyik dan paling menghibur adalah kelas Pengantar Multikulturalisme. Dosen kami dalam mata kuliah itu, meski pun adalah kaprodi, tidak serius dan galak seperti image-image penguasa pada umumnya. HAHAH maaf untuk penggunaan bahasaku yang ngaco. Kelas berlangsung menyenangkan. Kami disuruh membaca sebuah paper yang beliau tulis pada sekitaran tahun 2015.
Untuk tugas kali ini, aku juga hanya membaca bagian abstraknya saja. Karena ternyata ada 14 halaman yang harus kubaca, dan mataku sudah tidak kuat untuk serius menatap sesuatu sebanyak itu. Sisa-sisa kelelahan setelah Teori Drama itu rupanya masih melekat, apalagi itu sudah pukul 13.00, sudah melakukan ibadah siang dan sewaktu SD itu adalah waktu yang pas untuk tidur siang. Tapi karena kira-kira bagiku apa yang menjadi pertanyaan untuk didiskusikan masih umum dan mampu kupahami tanpa membaca bacaan, jadi aku sedikit tenang dan merasa bersyukur. Walau pun memang aku jadi tidak mampu nimbrung saat dosen menyuruh kami menganalisis pertanyaan beliau dan contoh-contoh terkaitnya yang ada dalam paper tersebut. Mana aku juga belum pernah membaca kedua novel yang menjadi pokok kajian dalam tulisan tersebut.
kalau senggang akan saya baca secara penuh penghayatan deh
Teman korea kuperhatikan butuh waktu cukup lama untuk mengetik, mungkin mereka bingung bagaimana menyampaikan opini mereka dengan bahasa yang baik dan benar, serta pas. Tapi saat jawaban mereka berhasil muncul di grup, ternyata jawabannya lumayan, aku juga jadi terbersit opini-opini baru yang ternyata mendukung jawabanku untuk mengakhiri atau menjadi pamungkas dalam diskusi grup kelas itu. Ternyata.
pokoknya opini pamungkasku menjadi :
kenapa percaya diri sekali memposting ini tapi begitulah huhu maafkan aku untuk ngeshare ini.
mana bahasanya belibet tidak konsen, ketawa, karena temanku ngelawak juga saat aku sedang ngetik itu.
masa ia menjawab, "hubungan keduanya baik-baik saja, Pak"

Kelasnya begitu santai, dan entah karena itu apakah kami kelewatan atau tidak karena menjadikannya bahan bercandaan, tapi memang seperti itulah anak muda seperti kami. Saat otakku sudah tidak mampu mengejar pikiran-pikiran ilmiah kawan-kawanku, Ibuku memanggilku untuk mengemil tahu bakso yang baru saja diangkat dari penggorengan, aku izin di grup untuk makan tahu bakso. Lalu saat aku kembali, aku memberikan opini pamungkasku. Mendapat jempol dari dosen. Lalu kelas berakhir tak lama setelah itu. Oh, ternyata tahu bakso dapat membuat lancar pikiran. Tidak, sebenarnya, agar otak dapat berjalan dengan baik, perut harus terisi. Begitulah.
from this
to this

Sejauh ini, ternyata aku masih lebih suka menghadiri kelas secara langsung dan bertemu dengan kawan-kawan bukan secara virtual. Kalau di kelas nyata, presentasi lebih mudah, lebih enak menjelaskan dengan bicara daripada menuliskannya dengan kata-kata. Kesalahpahaman-kesalahpahaman yang ada juga jadi dapat diluruskan dengan cepat, hambatan-hambatan dapat lebih teratasi dengan cepat. Menurutku lebih efisien dan aku merindukan pertemuan kelas secara langsung itu.
Aku berharap dapat segera kembali ke kampus. Semoga virus itu segera berhenti dalam pengelanaannya. Semoga pemerintah dapat lebih transparan, tegas, dan lebih pandai lagi dalam mengambil langkah-langkah. Menurutku juga semua pihak harus mendukung. Rumah-rumah sakit rujukan yang katanya menyediakan layanan tes COVID-19 secara gratis, tenaga medis yang tidak minim dan mumpuni, SOP dan sosialisasi yang diwartakan dengan jelas, serta masyarakat kita yang sama-sama sadar bahwa dengan social distancing seharusnya benar-benar dilakukan upaya minim interaksi di area publik demi keselamatan bersama. Serta tidak sombong atau takabur dengan menganggap remeh virus dan situasi yang sedang berlangsung saat ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Intinya. Aku kangen kampus. Aku ingin bertemu kawan-kawanku. Jadi aku berharap semoga dunia dan kita semua segera membaik. Seasyik-asyiknya kuliah online yang kubicarakan di atas, tidak ada yang lebih asyik daripada ketawa lepas sambil ngobrol di bangtem fakultas. Baru satu hari, tapi sudah kangen luar biasa.


5 comments

  1. Halo, saya komen sendiri hanya untuk test

    BalasHapus
  2. Senang bisa jadi bagian dari hidupmu yang lebih banyak hecticnya! Semangat selalu menjalani hari-hari tanpa tatap muka. Aku juga sedih (ya, juga...).

    Semoga ke depannya lebih gila, dan untuk mengabulkan itu kan, harus sembuh dulu ya, dunia kita. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kita semua segera sembuh, karena setiap apapun yang eksistensinya ada di tata surya ini, punya lukanya sendiri, termasuk bumi.

      Hapus
  3. Hai Zainab, terima kasih telah menganggapku sebagai teman yang membuatmu begitu produktif. Aku pun demikian, memulai tulis menulis sejak mengetahui habitusmu pada media daring ini.Memang benar yang dikatakan Batara Ismaya pada Manikmaya dan Wisanggeni, bahwa semua makhluk senantiasa berkaitan. Kita hadir untuk keseimbangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Riqko. Bahkan saat kemarin kita melakukan panggilan video bersama dua kawan kita lainnya, dan kau pamit untuk mengerjakan tugas, maka mulai hari ini aku bertekad untuk menyicil tugas-tugasku. Kurasa memang seperti itu, bahwa kita adalah tokoh-tokoh yang saling menentukan satu sama lain. Ohiya, tentang Wisanggeni, bukankah itu novel pertama yang kau analisis menggunakan teori struktural dalam kelas Ilmu Sastra Umum semester lalu? Semoga kita segera bisa kembali kuliah di kampus lagi seperti sedia kala ya.

      Hapus

Ayo menyapaku!